Kota Makassar (Makassar: ᨀᨚᨈ ᨆᨀᨔᨑ, kadang dieja Macassar, Mangkasar; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagaiUjungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8′LU 119°25′BTKoordinat: 5°8′LU 119°25′BT, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar.
Makassar berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai seperti Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.
Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan penduduk sebesar kurang lebih 1,4 juta jiwa.
Sejarah[sunting]
Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan Majapahit.[1] Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar.[2] Ia memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.[2]
Pada abad ke-16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan disana dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di kepulauan Maluku dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.Semua keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa dan Sultan Awalul Islam, Raja Tallo).
Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda melalui VOC. Pada tahun 1669, Belanda, bersama dengan La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa kerajaan sekutu Belanda Melakukan penyerangan terhadap kerajaan Islam Gowa-Tallo yang mereka anggap sebagai Batu Penghalang terbesar untuk menguasai rempah-rempah di Indonesia timur. Setelah berperang habis-habisan mempertahankan kerajaan melawan beberapa koalisi kerajaan yang dipimpin oleh belanda, akhirnya Gowa-Tallo (Makassar)terdesak dan dengan terpaksa menanda tangani perjanjian Bongaya.
Penduduk[sunting]
Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar dan Suku Bugis sisanya berasal dari suku Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.
Tahun | 1971 | 1980 | 1990 | 2000 | 2008 | 2009 | 2010 |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah penduduk | 434.766 | 708.465 | 944.372 | 1.130.384 | 1.253.656 | 1.272.349 | 1.338.663 |
Daerah[sunting]
Kota Makassar dibagi menjadi 14 kecamatan dan 143 kelurahan.
Kecamatan di Kota Makassar[sunting]
- Kecamatan Biring Kanaya
- Kecamatan Bontoala
- Kecamatan Makassar
- Kecamatan Mamajang
- Kecamatan Manggala
- Kecamatan Mariso
- Kecamatan Panakkukang
- Kecamatan Rappocini
- Kecamatan Tallo
- Kecamatan Tamalanrea
- Kecamatan Tamalate
- Kecamatan Ujung Pandang
- Kecamatan Ujung Tanah
- Kecamatan Wajo
Walikota[sunting]
Hindia-Belanda[sunting]
- J.E. Dambrink (1918-1927)
- J.H. de Groot (1927-1931)
- G.H.J. Beikenkamp (1931-1932)
- F.C. van Lier (1932-1933)
- Ch.H. ter Laag (1933-1934)
- J. Leewis (1934-1936)
- H.F. Brune (1936-1942)
Jepang[sunting]
- Yamasaki (1942-1945)
NICA[sunting]
- H.F. Brune (1945)
- D.M. van Swieten (1945-1946)
RIS[sunting]
- J.M. Qaimuddin (1950-1951)
- J. Mewengkang (1951)
RI[sunting]
- Charllofta Salawati (1949)
- Sampara Daeng Lili (1951-1952)
- Achmad Dara Syachruddin (1952-1957)
- Mohammad Junus Daeng Mile (1957-1959)
- Latif Daeng Massikki (1959-1962)
- H. Arupala (1962-1965)
- Kol. H. Muhammad Daeng Patompo (1962-1976)
- Kol. Abustam (1976-1982)
- Kol. Jancy Raib (1982-1988)
- Kol. Suwahyo (1988-1993)
- H.A. Malik B. Masry, SE, MSi (1994-1999)
- Drs. H.B. Amiruddin Maula, SH, MSi (1999-2004)
- Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM (2004-2008)
- Ir. H. Andi Herry Iskandar, MSi (2008-2009)
- Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, MM (2008-2013)
Transportasi[sunting]
Laut[sunting]
Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar Di Makassar, Soekarno-Hatta menjadi nama pelabuhan, khususnya pelabuhan untuk kapal penumpang dan terminal penumpang. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV)
Di area pelabuhan penumpang ini terdapat Masjid Babussalam. Mesjid ini diresmikan Presiden Megawati, berbarengan dengan peresmian Terminal Petikemas Makassar, pada 21 Juli 2001. Sementara di kawasan ujung utara pelabuhan, atau ujung jalan Nusantara, terdapat awal Jalan Tol Reformasi (tol lingkar Makassar) yang menghubungkan kawasan pelabuhan dengan pusat kota. Jalan tol yang hanya sepanjang 3,1 km ini dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. Perusahaan milik Bosowa Group ini juga jadi pengelola jalan tol Bintaro-Bumi Serpong Damai (Jakarta/Tangerang)
Udara[sunting]
Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang pada tanggal 26 September 2008 diresmikan oleh Presiden RI Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono yang menandakan mulai pada saat ituBandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin beroperasi secara penuh dimana sebelumnya telah beroperasi tetapi hanya sebagian. Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan region dari daerah yang dituju sertashuttle bus khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Bahkan banyak taksi-taksi yang gelap yang juga menawarkan jasa kepada penumpang yang baru tiba di Makassar. Pada tahun 2009 diharapkan runway yang baru telah rampung dan bisa digunakan.[3]
Darat[sunting]
- Pete-pete
Pete-pete adalah sebutan angkot di Makassar dan sekitarnya. Pete-pete merah adalah angkot yang berasal dari kabupaten Gowa/Sungguminasa dan melayani pengangkutan antar kota, sedangkan pete-pete biru adalah angkot yang berasal dari Kota Makassaritu sendiri dan hanya melayani pengangkutan di wilayah kota Makassar saja.
- Bus
- Taksi
- Becak
Makassar terkenal dengan angkutan tradisional becak. Jumlahnya sendiri mencapai 1.500 unit. Pemerintah setempat memberlakukan becak untuk pariwisata dan khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata saja. Tarifnya tergantung kesepakatan dengan pengayuh.
- Bentor
Populasi becak motor di Kota Makassar mulai ramai dan secara perlahan menggantikan becak. Bagian depan bentor adalah becak dan di belakangnya adalah motor.
- Ojek
- Busway (Cancelled)
- Monorail (Segera - 2014)
Transportasi ini akan di bangun pada tahun ini, transportasi ini di bangun agar kemacetan di kota ini dapat teratasi dengan membangun 3 koridor sepanjang 36 km mulai dari bandara Sultan Hasanudin sampai ke sungguminasa Kabupaten Gowa.
Lain-lain[sunting]
Kota Pengembangan[sunting]
- Tanjung Bunga
- Mamminasata
- Daya
Tujuan wisata[sunting]
Makassar modern memiliki banyak tempat wisata yang digunakan untuk keperluan hiburan masyarakat Makassar maupun bagi wisatawan yang berasal dari kota maupun negara lain. Beberapa diantaranya yang paling digemari maayarakat makassar adalah :
- Pantai Losari
- Fort Rotterdam
- Pantai Akarena
- Pulau Laelae
- Pulau Khayangan
- Pulau Samalona
- Benteng Sombaopu
- Pantai Barombong
- Makam Raja-Raja Tallo
- Makam Sjekh Jusuf (Gowa)
- Pelabuhan Paotere
- Taman Makam Pahlawan
- Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar di dunia)
- Bantimurung, (Kabupaten Maros)
- Malino, (Kabupaten Gowa)
- Desa wisata Delta Lakkang
Tokoh-tokoh dari Makassar[sunting]
Perguruan tinggi[sunting]
Klub olahraga[sunting]
- MU (Makassar United)
- PSM Makassar
Fasilitas kota[sunting]
- Celebes Convention Centre
- Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
- Lapangan Karebosi
- Pelabuhan Soekarno-Hatta
- Gereja Kathedral
- Gereja GPIB Immanuel
- Masjid Al-Markaz Al-Islami
- Masjid Raya
- Vihara Girinaga
- Kelenteng Kwan Kong
- Trans Studio
Hotel Ternama[sunting]
- Grand Clarion and Converention
- Imperial Arya Duta
- Grand Quality Hotel
- Hotel Horison Makassar
- Hotel Aston Makassar
- Hotel Sahid Jaya Makassar
- Hotel Pantai Gapura
- Swiss Bell Inn Makassar
- Hotel Santika Makassar
- Hotel Singgasana Makassar
- Hotel Makassar Golden
- The Banua Hotel Makassar
Pusat perbelanjaan[sunting]
Mall
|
Toserba Terbesar yang ada di Makassar
Segera hadir
|
Makanan dan minuman khas[sunting]
- Coto Makassar
- Konro
- Pallubasa
- Pallumara
- Pallubutung
- Pisang epe
- Ikan Bakar
- Barongko
- Sop Saudara
- Kapurung
- Pisang Peppe
- Songkolo Bagadang
Stasiun Radio[sunting]
- MADAMA FM 87.7
- FAJAR FM 88.3
- Suara MEDIKA FM 90.1
- Suara Celebes/SC FM 90.9
- Sindoradio FM 93.9
- RRI Pro1 FM 94.4
- BHARATA FM 95.2
- Dulu bernama Radio SONATA dan sekarang bernama I-Radio FM 96.0
- RRI Pro2 FM 96.8
- Venus Citra Musik Indonesia FM 97.6
- Makassar FM 98.4
- Delta FM 99.2
- SMART FM 101.1
- RAI (Radio Al-Ikhwan) FM 101.9
- Telstar Pesona Keluarga 102.7
- SP FM 103.5
- Mercurius Top FM 104.3
- Gamasi FM 105.9
- RRI Pro 3 FM 106.3
AM
- Radio Christy 828 kHz
- Radio Suara Victory
Kota kembar[sunting]
Catatan kaki[sunting]
- ^ Muljana 2005, hlm. 63.
- ^ Poelinggomang 2002, hlm. 22-23.
- ^ www.hasanuddin-airport.com
Referensi[sunting]
- Poelinggomang, Edward L. (2002). Makassar Abad XIX: Studi Tentang Kebijakan Perdagangan Maritim. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799023810. Diakses 15 Agustus 2013.
- (Inggris) Reid, Anthony. 1999. Charting the shape of early modern Southeast Asia. Chiang Mai: Silkworm Books. ISBN 974-7551-06-3. hal. 100-154. (sejarah awal Makassar)
- Muljana, Slamet (2005). Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit). Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 9789798451355. Diakses 15 Agustus 2013.
Lihat pula[sunting]
- Ujungpandang - artikel tentang penggunaan nama Ujungpandang.
- Bahasa Makassar
- Daftar Daerah Tingkat II
Pranala luar[sunting]
- (Indonesia) Situs resmi
- (Indonesia) Berita harian kota Makassar
- (Indonesia) Situs informasi "Semua tentang Makassar"
- (Indonesia) Situs Portal Kota Makassar
- (Indonesia) Situs Tanjung Bunga
0 comments:
Post a Comment